SMK PGRI Rangkasbitung

Jl. Dewi Sartika No. 45L Komplek Pendidikan Rangkasbitung

MANDIRI - SANTUN - KREATIF - SIAP KERJA

Krisis Pangan di Depan Mata, Ketahanan Pangan Terancam: Bagaimana Teknologi dan Inovasi Penelitian Dapat Menjadi Solusi? Penulis : Rosa Febriyani

Minggu, 20 Oktober 2024 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 165 Kali

Krisis pangan di Indonesia tampaknya menjadi semakin serius dan bisa menjadi ancaman ketahanan pangan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan harga bahan pokok yang mencapai 50%. Ketahanan pangan di Indonesia kian rawan karena pertambahan penduduk mencapai 1,3%/tahun, sedangkan jumlah produksi bahan pangan semakin sedikit akibat ahli fungsi lahan dan program pembangunan yang sampai saat ini belum relevan dalam menangani permasalahan ketahanan pangan nasional.

Sistem ketahanan pangan sendiri mencakup tiga subsistem, yang terdiri dari ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan. Lantas bagaimana kalau hingga saat ini tiga subsistem tersebut belum mencapai angka yang maksimal?

Apa yang disebut sebagai ketahanan pangan apabila alih fungsi lahan kian membludak, petani yang berada di garis terdepan pemenuhan pangan nasional tidak diberikan ilmu yang mumpuni, infrastruktur pertanian dibiarkan terbengkalai, dan regulasi tidak berpihak pada semua yang berperan dalam ketahanan pangan?

Solusi dari permasalahan ini adalah kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat agar dapat mengembangkan hasil yang solutif dan berpihak pada masyarakat terutama petani. Solusi berbasis teknologi dan inovasi menjadi langkah krusial yang harus diambil saat ini.

Teknologi pertanian yang mengembangkan sistem Internet of Things (IoT) merupakan langkah awal yang diperlukan ketika lahan pertanian yang hingga saat ini semakin terkikis. Realisasi IoT pada bidang pertanian adalah dengan memberikan petani edukasi dan pelatihan teknologi pertanian seperti pemantauan kondisi tanah, cuaca, dan tanaman secara real-time menggunakan sensor digital. Dengan adanya teknologi di bidang pertanian maka produksi pertanian akan menghasilkan jumlah yang besar tanpa harus memiliki lahan yang luas sehingga ketersediaan maupun keterjangkauan pangan dapat diatasi.

Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan tindakan diversifikasi pangan atau upaya meningkatkan ketersediaan dan pemanfaatan pangan yang beragam berbasis pada potensi sumber daya lokal seperti umbi-umbian sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas utama seperti beras. Untuk mendukung langkah ini, inovasi penelitian menjadi kunci untuk dapat menggali potensi komoditas lokal yang mungkin belum terjamah.

Dukungan pemerintah agar regulasi yang berpihak pada petani dan pengembangan teknologi pun harus ditegaskan untuk mengoptimalkan ketahanan pangan. Teknologi yang mumpuni, sumber daya petani yang terampil, dan penelitian yang berfokus pada inovasi dan pengembangan pangan merupakan kombinasi yang tepat untuk menghadapi tantangan krisis pangan. 

Penulis : Rosa Febriyani

  1. TULISAN TERKAIT