SMK PGRI Rangkasbitung

Jl. Dewi Sartika No. 45L Komplek Pendidikan Rangkasbitung

MANDIRI - SANTUN - KREATIF - SIAP KERJA

KETAHANAN PANGAN NASIONAL: APA PERAN GEN Z? Oleh Diana Rahmayanti

Jum'at, 18 Oktober 2024 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 164 Kali

Sejatinya, makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Pemenuhannya merupakan bentuk hak asasi manusia yang tidak dapat ditunda. Tertuang dalam pasal 27 UUD 1945 maupun Deklarasi Roma 1996 bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengakses makanan yang aman dan bergizi, sesuai dengan hak atas kecukupan pangan, dan hak terbebas dari kelaparan. Namun, apa jadinya jika kebutuhan pangan tersebut tidak terpenuhi?

 

Kelaparan, malnutrisi, meningkatnya penyakit, hingga ketidakstabilan ekonomi dan politik adalah ancaman nyata dari tidak terpenuhinya pangan manusia. Apakah hal seperti itu mungkin terjadi? Tentu saja. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia kian meningkat setiap tahunnya sehingga kebutuhan terhadap pangan juga akan naik seiring dengan peningkatan tersebut. Sementara, mengutip dari Purwaningsih (2008), tidak semua kebutuhan pangan dapat dipenuhi karena kapasitas produksi dan distribusi pangan semakin terbatas. Hal ini akan menyebabkan ketidakstabilan antara kebutuhan dan pemenuhan pangan secara nasional di masa yang akan datang.

 

Peran Negara dan Konsep Ketahanan Pangan

Negara berkewajiban mencukupi kebutuhan pangan dari tingkat nasional hingga perorangan. Negara harus mampu mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, stabilitas, dan kualitas konsumsi pangan masyarakatnya yang cukup, aman, dan bernutrisi. Perwujudan ini dapat dicapai melalui konsep ketahanan pangan.

 

Konsep ketahanan pangan tercantum dalam Undang-Undang No 18 Tahun 2012 yang menjelaskan bahwa suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Secara sederhana, ketahanan pangan menghendaki ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduk dan setiap rumah tangga. Pemerintah berkewajiban untuk menjamin dan melindungi kebutuhan pangan rakyatnya untuk hidup secara berkualitas.

 

Pada prakteknya, permasalahan ketahanan pangan di Indonesia masih terus terjadi. Tantangan ketahanan pangan semakin kompleks. Masyarakat serta merta terus bergantung dan menyalahkan pemerintah atas masalah ketidakstabilan produksi dan distribusi pangan yang ada. Lalu, bagaimana seharusnya masyarakat bersikap? Bagaimana keterlibatan generasi muda penerus bangsa? Apakah hanya berpangku tangan menunggu pemerintah melakukan tugasnya?

 

Tentu tidak. Saat ini, Generasi Z atau Gen Z yang dipersiapkan menuju Generasi Emas 2045 bukan hanya sekedar penonton, tetapi bisa menjadi aktor utama yang mendukung ketercapaian ketahanan pangan nasional. Peran Gen Z dalam mewujudkan ketahanan pangan sangatlah krusial dan menjadi salah satu tombak keberhasilan bangsa dalam memberantas ketidakstabilan pangan.

 

Bagaimana Gen Z Berperan dalam Ketahanan Pangan Nasional?

  1. Regenerasi Petani Modern

Saat ini, hanya sedikit Gen Z yang tertarik menjadi petani karena profesi ini sering dianggap kurang prospektif. Padahal, kini bertani dapat dilakukan dengan cara-cara modern yang melibatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT), seperti urban farming atau bertani di wilayah perkotaan dengan memanfaatkan lahan yang ada, sistem irigasi pintar, sensor prakiraan cuaca, traktor tanpa pengemudi, dan pemupukan otomatis yang meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi biaya operasional. Pertanian modern seperti ini dapat membantu Gen Z melihat potensi sektor pertanian sebagai sumber penghasilan yang menjanjikan dan memberi kontribusi nyata pada ketahanan pangan.

  1. Mendirikan Startup Agritech

Gen Z dikenal kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi. Mendirikan startup agritech bisa menjadi langkah konkret untuk memperkuat rantai pasok pangan. Selain itu, peran ini akan lebih diperkuat apabila dilakukan inovasi produk seperti pangan sehat, pangan fungsional, atau gerakan mengurangi food waste.

  1. Edukasi Masyarakat melalui Media Sosial

Gen Z adalah generasi yang aktif di media sosial dan memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik. Kebiasaan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan. Melalui konten yang disebarkan, Gen Z dapat mempromosikan pangan lokal, mendukung produk sehat dan organik, serta gerakan mengurangi food waste. Konten-konten kreatif seperti video, infografis, dan kampanye digital dapat membantu mengubah pola konsumsi masyarakat dan mendorong penggunaan produk pangan yang lebih berkelanjutan.

  1. Advokasi Kebijakan Pangan

Gen Z juga dapat berperan aktif menyuarakan pentingnya kebijakan yang mendukung ketahanan pangan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bergabung dengan komunitas yang berfokus pada isu ketahanan pangan dan berpartisipasi dalam perumusan kebijakan yang mendukung keberlanjutan pangan. Suara generasi muda sangat penting dalam mendorong regulasi yang lebih progresif terkait ketahanan pangan dan pemberdayaan sektor pertanian.

 

Ketahanan pangan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga menjadi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk Gen Z. Generasi Z memiliki potensi besar untuk dapat terlibat langsung dalam berbagai aspek ketahanan pangan, mulai dari pertanian modern hingga inovasi teknologi dan advokasi kebijakan. Sekarang, tinggal anda tentukan sendiri bagaimana anda akan bergerak.

  1. TULISAN TERKAIT