SMK PGRI Rangkasbitung

Jl. Dewi Sartika No. 45L Komplek Pendidikan Rangkasbitung

MANDIRI - SANTUN - KREATIF - SIAP KERJA

TALAS BENENG, PANGAN LOKAL BANTEN YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER GLUKOMANAN POPULER!

Jum'at, 21 Juni 2024 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 184 Kali

Saat ini, pemerintah Provinsi Banten gencar menggaungkan inovasi pangan lokal, salah satunya adalah dengan pemanfaatan talas beneng sebagai pangan lokal yang kaya akan manfaat. “Talas beneng dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan pengganti beras. Talas beneng merupakan komoditi yang potensial ke depan dan bernilai ekonomi tinggi” ujar Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar.

Potensi talas beneng dalam bidang pengembangan pangan sangat tinggi karena mengandung banyak sumber zat gizi seperti karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral.

Talas beneng adalah salah satu komoditi yang berasal dari Provinsi Banten tepatnya banyak tersedia di Pandeglang. Ciri tanaman talas beneng yaitu memiliki ukuran yang besar dan umbinya berwarna kuning. Talas beneng merupakan tanaman yang masuk ke dalam famili umbi-umbian sehingga berpotensi sebagai sumber energi karena umbi kaya akan karbohidrat.

Salah satu pengembangan pangan terhadap talas beneng adalah pembuatan tepung kaya akan serat yaitu tepung glukomanan. Berdasarkan penelitian salah satu mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, talas beneng mengandung glukomanan yang dapat dijadikan sebagai hidrokoloid. Aplikasi glukomanan sebagai hidrokoloid di industri pangan sangat luas. Umumnya hidrokoloid digunakan sebagai bahan tambahan pangan untuk membentuk kestabilan, bahan pengental, pembentuk gel, pengemulsi, dan pembentuk lapisan film. Produk pangan seperti sosis, selai, jelly, saus, bakso, dan lain sebagainya dapat menggunakan glukomanan sebagai bahan pembentuk tekstur dan penambah nilai kekompakan struktur pangan. Kadar glukomanan pada talas beneng yang diekstrak menggunakan 60% etanol menghasilkan nilai 15,78% dan nilai viskositas sebesar 1558 cP.

Talas beneng disebut berpotensi sebagai sumber serat populer karena pada saat ini tepung glukomanan hanya diperoleh dari umbi porang, sehingga talas beneng merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber hidrokoloid.

“meski sedikit berbeda, tepung glukomanan yang dihasilkan dari talas beneng telah sesuai dengan persyaratan mutu SNI, yaitu memiliki kadar air 9,68% dan derajat putih tertinggi 85,80. Selain itu, tepung glukomanan yang berasal dari talas beneng memiliki nilai kadar abu 1,72%, kadar protein 5,26%, kadar lemak 1,73%, kadar karbohidrat 81,62%” sebut Hairunisa dalam penelitiannya.

Dengan adanya penelitian mengenai ekstraksi tepung glukomanan sebagai hidrokoloid pada umbi talas beneng diharapkan terdapat penelitian yang menjelaskan pengaruh tepung tersebut terhadap tingkat kestabilan dan sineresis pada produk pangan.

“Saya harap mahasiswa dan peneliti dapat melanjutkan penelitian mengenai ekstraksi hidrokoloid tepung glukomanan yang dihasilkan dari talas beneng pada aplikasi di bidang pangan seperti pada pembuatan edible coating produk sosis atau produk komersial lainnya” ucap Winda, dosen Teknologi Pangan Untirta pada kuliah Teknologi Hidrokoloid.

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT